SEMBOYAN

{ KEMANDIRIAN, PENGETAHUAN, KERJA KERAS, OPTIMISTIS, AKUNTABEL & PROFESIONAL }

Tuesday, March 3, 2015

Jadi Ketum PAN, Zulfikli Hasan Diminta Mundur dari Ketua MPR. | PAN Punya Tradisi Ketum Satu Periode.

CNG.online: - Jakarta Peneliti Senior Forum Masyarakat Pemantau Parlemen (Formappi) Lucius Karus meminta kepada Zulfikli Hasan agar melepaskan jabatan Ketua MPR. Sebab, Zulfikli sudah terpilih menjadi Ketua Umum PAN.

"Zulfikli harus melepaskan jabatan Ketua MPR dan memilih Ketum PAN. Jika Zulfikli tak melakukannya, maka saya kira dia tak beda dengan yang lain yang cenderung haus akan kekuasaan," ujar Lucius saat dihubungi SP, Senin (2/3).

Menurutnya, hal ini penting agar tidak terjadi konflik kepentingan dan memanfaatkan jabatan-jabatan publik untuk kepentingan partai atau menjadikan PAN hanya sekadar kendaraan politik belaka.

"Prospek PAN ke depan juga akan begitu-begitu saja selagi PAN masih dijadikan sekadar sebagai kendaraan politik belaka," katanya.

Dengan melepaskan jabatan ketua MPR, Zulfikli dapat fokus membangun PAN, melakukan konsolidasi dan kaderisasi sehingga dapat mempersiapkan kader-kadernya menghadapi Pilkada dan Pemilu serentak.

"Agenda terdekat Zulfikli adalah mempersiapkan kader-kader menjadi kepala daerah dalam pilkada serentak tahun ini," katanya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PAN Punya Tradisi Ketum Satu Periode. CNG.online: - Partai Amanat Nasional (PAN) ternyata mempunyai tradisi bahwa ketua umum hanya boleh memimpin untuk satu periode. Hal itu sudah dimulai sejak pendiri PAN, Amien Rais dan diikuti oleh Soetrisno Bachir.

“PAN punya tradisi ketua umumnya satu periode saja. Itu sudah dimulai oleh Amien Rais, dimana dia berhenti di saat popularitasnya sedang tinggi. Kemudian Soetrisno Bachir juga berhenti satu periode. Diharapkan Hatta Rajasa mengikuti tradisi ini,” kata calon Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan di Jakarta, Selasa (24/2).

Ketua MPR RI itu mengatakan, tradisi ketua umum PAN hanya satu periode adalah keinginan Amien Rais. Karena itu, tidak berlebihan kalau saat ini Amien Rais memilih mendukung Zulkifli Hasan maju sebagai kandidat ketua umum PAN periode 2015-2020.

“Pak Amien Rais sekali saja sebagai ketua partai dan ketua MPR RI. Ini yang diinginkan dia. Awalnya memang Amien Rais bukan dukung saya, tetapi yang penting tradisi PAN dilaksanakan bahwa ketua PAN cukup satu periode,” katanya.
Konvensi

Zulkifli Hasan lebih jauh mengatakan, jika dirinya terpilih jadi ketua umum, ia akan membuat partai ini lebih demokratis, lebih maju dan berbeda dari sebelumnya. Zulkifli ingin membuat PAN seperti partai-partai di Eropa Barat dan Amerika Serikat (AS), dimana partai semakin demokratis dan menjadi milik publik atau masyarakat.

Besan Amien Rais itu juga ingin menjadikan PAN sebagai partai terbuka, rumah besar Indonesia.
“Kita tidak mau PAN menjadi partai yang dimiliki segelintir orang, dimana semua keputusan diambil hanya oleh segelintir orang,” katanya.

Mengenai siapa menjadi pemimpin bangsa ini, Zulkifli Hassan mengatakan, dirinya akan membuat PAN sebagai partai semua orang, termasuk penentuan calon pemimpin bangsa melalui konvensi.

“Konvensi untuk mencari figur presiden misalnya akan terbuka untuk siapa pun, walau bukan kader partai. Mahfud MD, Din Syamsuddin, Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe, Chairul Tanjung, dan sebagainya bisa melamar menjadi calon presiden lewat PAN,” katanya.

Sunday, March 1, 2015

Kabar Jurnalis: Jangan Mudah Percaya Dengan Adanya Berita..?

CNG.online: - Kepulauan Riau (Kepri) banyak media massa. Masyarakat dapat lebih kritis membaca berita di koran, situs online, radio dan media televisi," kata Ketua AJI Batam M Zuhri dalam dialog kebangsaan penguatan nilai-nilai kebangsaan kepada jurnalis di aula Asrama Haji Tanjungpinang, Sabtu.

Tanjungpinang Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Batam mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya berita yang disampaikan di media massa agar tidak tergiring pada kepentingan tertentu.

Ia mengimbau pembaca tidak hanya percaya pada berita yang disiarkan oleh satu berita, terutama berita yang berhubungan dengan berbagai permasalahan yang terjadi di Kepri maupun berita berskala nasional dan internasional. Pembaca yang baik harus bisa memverifikasi informasi yang diberitakan di media massa.

"Pembaca yang baik tidak menerima mentah-mentah informasi yang disampaikan media massa tertentu, melainkan dapat menambah wawasan dengan membaca media lainnya," ujarnya.

Ia mengemukakan ada media massa yang menyiarkan berita tidak jujur. Berita tersebut melahirkan fitnah yang meluas dan meresahkan masyarakat.

"Informasi yang tidak benar melahirkan fitnah, yang merugikan pembaca," katanya.

Zuhri menegaskan media massa hanya seperti alat untuk mempublikasikan informasi yang terjadi di suatu daerah. Media massa merupakan perusahaan yang membutuhkan pendapatan.

"Harus ada perimbangan, batas-batas antara kepentingan bisnis dengan independensi media massa," ucapnya.

Namun yang perlu diketahui masyarakat, media massa dibangun oleh pengusaha dan politikus.

Bahkan beberapa partai politik juga memiliki media massa.

"Media massa itu hanya alat, tidak salah. Tetapi yang salah itu berita-berita yang disajikan sulit terlepas dari kepentingan pemilik modal, yang memiliki kepentingan politik," katanya.

Di sisi lain, para jurnalis tidak dapat melaksanakan tugas-tugas jurnalistik secara independen bila bekerja di media massa yang tidak independen. Padahal jurnalis merupakan profesi mulia, yang diharapkan masyarakat dapat memiliki kepentingan politik maupun kepentingan lainnya.

"Ini merupakan persoalan serius yang harus diselesaikan," ujarnya.

Salah seorang peserta dialog, Maria mengatakan peran media massa sangat penting. Jurnalis seharusnya menjadi ujung tombak pembangunan, membela kepentingan bangsa dan negara.


"Yang terjadi sekarang justru tidak seperti itu. Banyak wartawan melupakan itu. Karena itu dialog ilmiah ini menarik untuk mendorong wartawan dapat bekerja secara profesional dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara," katanya.

Saat ini, lanjutnya, kondisi jurnalis semakin parah. Fakta mengejutkan, sejumlah orang memilih profesi itu sebagai tempat pelarian.

"Kasihan jurnalis, profesi mulia dijadikan sebagai batu lompatan," katanya.

Narasumber lainnya dosen jurnalistik Universitas Maritim Raja Ali Haji Robby Patria mengatakan jurnalis harus bekerja secara profesional. Salah satu tujuan reformasi, melepaskan wartawan dari belenggu yang dilakukan pemerintah.

"Ekspektasi masyarakat sangat besar terhadap jurnalis. Ini yang seharusnya diperhatikan pemilik media massa," ungkapnya yang juga mantan wartawan dan aktivis AJI Batam.

Informasi yang disampaikan jurnalis melalui media massa merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Setiap saat masyarakat haus terhadap informasi yang disajikan.

"Berita yang disajikan media massa dapat mempengaruhi masyarakat. Karena itu berita yang baik adalah berita yang jujur, menjunjung tinggi kode etik dan etika jurnalistik," katanya.